Amati Cerita Berikut
ADAKAH TEMPAT SEMBUNYI DARI-NYA?
Diceritakan, ada seorang kyai yang mempunyai beberapa santri. Di antara sekian banyak santrinya, sang guru memberi perhatian dan kasih sayang yang lebih pada salah satu santrinya, sebut saja ”Fulan”. Inilah yang membuat santri-santri lainnya menjadi iri. Melihat gelagat iri dari santri-santri yang lain, sang guru mencoba mengatasinya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari. Dipanggillah semua santrinya termasuk si Fulan. Setelah semua berkumpul, sang guru berkata: ”Para santriku, ada satu hal yang aku ingin kalian lakukan. Semua, tanpa terkecuali”. Para santri mendengar dengan seksama ucapan sang guru. Lantas guru melanjutkan:”Setelah ini, sembelihlah oleh masing-masing kalian, seekor ayam. Tapi ingat, cari waktu dan tempat yang tepat untuk menyembelihnya. Jangan sampai ada satupun yang tahu saat kalian menyembelih ayam itu! Besok pagi,tunjukkan ayam yang kalian sembelih ke hadapanku tanpa terkecuali!”. Setelah beberapa saat, semua santri meninggalkan tempat untuk menyiapkan apa yang diperintahkan sang guru.
Keesokan harinya, seperti yang diperintahkan sang guru, semua berkumpul di tempat sang guru, membawa ayam yang telah mereka sembelih, kecuali si Fulan yang membawa seekor ayam yang masih hidup, belum disembelih. Sang guru berkata: ”Sudahkah kalian menyembelih ayam seperti perintahku kemarin? Di waktu dan tempat yang tidak ada satupun yang mengetahuinya?”. Serempak para santri menjawab: ”Sudah Guru...” Kecuali si Fulan, yang hanya terdiam dengan membawa ayam yang masih hidup, tidak ikut menjawab pertanyaan sang guru. Melihat hal ini, sang guru bertanya: ”Hai Fulan, kenapa engkau tidak menyembelih ayam seperti yang aku perintahkan kemarin? Sedangkan yang lain sudah melakukannya”. Lantas dengan sangat tawadlu’nya, Fulan menjawab: ”Wahai guruku, kapan dan dimanakah aku bisa menyembelih ayam ini, sedangkan Allah tidak mengetahuinya? Mungkin aku bisa sembunyi dari semua makhluk, tapi adakah tempat sembunyi dari-Nya?”. Mendengar jawaban si Fulan,sang guru nampak tersenyum gembira, berbanding terbalik dengan raut wajah santri-santri lain yang kelihatan kaget mendengar jawaban si Fulan. Lantas sang guru berkata: ”Sekarang, kalian tahu kan? Kenapa selama ini aku terlihat lebih memberi perhatian dan kasih sayang yang lebih kepada Fulan?. Ya, di antara kita semua, dia adalah orang yang paling bertakwa kepada Allah dan paling tahu tentang Dia”.
Sifat Wajib dan Mustahil Allah Swt.
Kita akan pelajari sifat wajib Allah dan mustahil-Nya secara bersamaan. Karena pada dasarnya, sifat mustahil adalah kebalikan dari sifat wajib.
a. Pengertian dan sifat-sifat wajib serta mustahil Allah
Yang dimaksud sifat wajib Allah Swt. ialah sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Allah Swt. yang sesuai dengan keagungan-Nya sebagai Pencipta alam seisinya As.Sedangkan sifat mustahil Allah adalah kebalikan dari sifat wajib Allah, yaitu sifat yang tidak mungkin ada dan tidak layak disandarkan pada Zat-Nya sebagai Pencipta alam semesta. Sifat-sifat wajib dan mustahil Allah adalah sebagai berikut:
1. Wajib : Wujud artinya ada.
Mustahil : ‘Adam artinya tidak ada.
Adanya Allah Swt. dapat dibuktikan dengan adanya alam ini. Semua barang yang ada di lingkungan kita pasti ada yang membuat. Adanya meja ada yang membuat, yaitu tukang. Adanya baju atau pakaian karena dibuat oleh penjahit. Alam ini pasti ada yang membuat dan tidak mungkin ada dengan sendirinya. Allah Swt. berfirman dalam Qs. Ali Imran [3]:2:
اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
”Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Hidup Kekal lagi Terus Menerus Mengurus makhluk-Nya.
2. Wajib : (Qidam) artinya terdahulu.
Mustahil : Fana’ artinya rusak.
Akal sehat mengatakan bahwa tukang kayu lebih dahulu ada daripada meja yang dibuatnya. Allah Swt. adalah pencipta alam semesta, Dia lebih dahulu ada sebelum alam ini ada. Firman Allah Qs. Al-Hadid [57] : 3.
هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
”Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu".
3. Wajib : Baqa’ artinya Kekal.
Mustahil : Fana’ artinya binasa.
Semua makhluk ciptaan Allah Swt. akan rusak, sedangkan Dia sebagai pencipta tidak akan rusak. Allah Swt. akan kekal selamanya dan Dia tidak akan pernah mati. Firman Allah Swt. dalam QS. Ar-Rahman : 27.
وَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
“Dan tetap kekal Zat Tuhanmu Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan."
4. Wajib : Mukhalafatu lil Hawaditsi artinya Berbeda dengan Makhluk.
Mustahil : Mumatsalatu lil Hawaditsi artinya serupa dengan Makhluk.
Allah Swt. memiliki sifat yang sempurna dan istimewa. Sifat Allah Swt. Berbeda dengan sifat makhluk-Nya. Allah Swt. berfirman:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat”.
5. Wajib : Qiyamuhu Binafsihi artinya berdiri sendiri.
Mustahil : Qiyamuhu Bighhoirihi artinya butuh kepada yang lain.
Allah Swt. sebagai pencipta alam adalah Maha kuasa. Dia tidak memerlukan bantuan dari kekuatan lain karena mempunyai kekuatan yang ada pada diri-Nya. Firman Allah Swt. QS. al-Ankabut ayat 6.
وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
“dan Barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”. (QS. al-Ankabut [29]:6)
6. Wajib : Wahdaniah artinya esa.
Mustahil : Ta’addud artinya berbilang.
Manusia dituntut untuk meyakini bahwa wujud Allah Maha Esa (satu). Firman Allah Swt.:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
Artinya :” Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,"(QS. al-Ikhlash :1)
Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. (Qs. al-Anbiya [21]:22)
7. Wajib : Qudrat artinya kuasa.
Mustahil : ’Ajzun artinya lemah.
Manusia dapat berkuasa, tetapi kekuasaannya sangat terbatas. Manusia tidak akan dapat mempertahankan dirinya untuk tetap hidup. Kuasa Allah Swt. di atas segalagalanya. Allah Swt. berfirman:
إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
” Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu." (QS. al-Baqarah : 20)
8. Wajib : Iradah artinya berkehehdak.
Mustahil : Karahah artinya terpaksa.
Manusia mempunyai kehendak, tetapi banyak yang tidak terlaksana. Kehendak Allah Swt. Pasti terlaksana karena Dia Maha Kuasa. Jika Allah Swt. berkehendak, tidak satu pun yang dapat menolak. Allah Swt. mempunyai kemauan dan kehendak sendiri dalam menciptakan alam semesta. Dia tidak akan pernah diperintah dan diatur pihak lain. Firman Allah Swt.:
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
”Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: «Jadilah!» maka terjadilah ia." (QS.Yaasin : 82).
9. Wajib : ‘Ilmun artinya mengetahui.
Mustahil : Jahlun artinya bodoh.
Akal sehat pasti mengakui bahwa orang yang membuat sesuatu pasti mengetahui sesuatu yang akan dibuat. Allah Swt. adalah pencipta alam ini dan Dia mengetahui semua ciptaan-Nya. Firman Allah Swt.:
وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
” dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Hujuraat : 16)
10. Wajib : Hayat artinya hidup.
Mustahil : Mautun artinya mati.
Seluruh kehidupan makhluk tunduk kepada Allah Swt. Dia yang mengatur semua kehidupan makhluk hidup. Allah Swt. tidak akan mati dan Dia kekal selamanya Allah Swt. berfirman:
اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Hidup Kekal lagi terus menerus Mengurus makhluk-Nya." (QS. Ali Imran : 2)
11. Wajib : Sama’ artinya mendengar.
Mustahil : Shummun artinya tuli.
Tidak ada suatu yang tidak didengar oleh Allah Swt. Walaupun jumlah suara manusia ratusan juta, semua akan didengar oleh Allah Swt. Allah Swt. berfirman:
إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
" Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (QS. al-Hujurat : 1)
12. Wajib : Bashar artinya melihat.
Mustahil : ’Umyun artinya buta.
Allah melihat segala sesuatu, baik yang besar maupun yang kecil, bahkan yang tersembunyi, tanpa bantuan alat untuk melihat. Penglihatan Allah tidak ada batasnya. Teknologi manusia yang paling canggih pun tidak mungkin dapat mengimbangi penglihatan Allah. Firman Allah Swt.:
إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
”Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat". (QS. al-Isra' : 1)
13. Wajib : Kalam artinya berfirman.
Mustahil : Bukmun artinya bisu.
Kalam berarti Allah Swt. berbicara melalui firman-Nya yang berupa wahyu. Allah Swt. berfirman :
وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَىٰ تَكْلِيمًا
”Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung". (QS. An-Nisa :164)
Dari sifat yang 13 itu, para ulama’ menambahkan 7 sifat yang merupakan penguat dari 7 sifat yang terakhir (qudrat, iradat, ilmu, hayat, sama’, bashar, dan kalam). Sehingga sifat-sifat Allah yang wajib dan mustahil menjadi 20 sifat.
14. Wajib : Qadiran artinya Yang Maha Kuasa.
Mustahil : Kaunuhu 'Ajizan artinya yang lemah.
إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
"Sesungguhnya Allah Zat Yang Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-Baqarah : 20)
15. Wajib : Muridan artinya yang Maha Berkehendak.
Mustahil : Kaunhu Karihan artinya yang terpaksa.
إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ
"Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki."(QS. Hud :107)
16. Wajib : ‘Aliman artinya Yang Maha Mengetahui.
Mustahil : Jahilan artinya yang bodoh.
وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
"Sesungguhnya Allah Zat Yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu." (QS. An-Nisa' : 176)
17. Wajib : Hayyan artinya Yang Maha Hidup.
Mustahil : Mayyitan artinya yang mati.
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ
"Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati," (QS. Al Furqon :58)
18. Wajib : Sami’an artinya Maha Mendengar.
Mustahil : Asammu artinya yang tuli.
وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui“ … (QS. Al-Baqarah :256).
19. Wajib : Basiran artinya Yang Maha Melihat.
Mustahil : A’ma artinya yang buta.
وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan“ … (QS. Al Hujurat :18)
20. Wajib : Mutakalliman artinya Yang Maha Berfirman.
Mustahil : Abkam artinya yang Bisu.
Pembagian Sifat-sifat wajib bagi Allah
Dua puluh sifat di atas tersebut dikelompokkan menjadi 4 kelompok sebagai berikut:
1. Sifat Naf܈iyah, yaitu sifat yang berhubungan dengan Zat Allah Swt. semata. Sifat naf܈iyah ini ada satu, yaitu wujud.
2. Sifat Salbiyah, yaitu sifat yang menolak segala sifat-sifat yang tidak layak dan patut bagi Allah Swt, sebab Allah Maha Sempurna dan tidak memiliki kekurangan. Atau bisa diartikan sifat salbiyah ini hanya dimilki oleh Allah dan tidak dimiliki oleh makhluk-Nya.
Sifat salbiyah ini ada lima, yaitu :
a. Qidam
b. Baqa’
c. Mukhalafatu lil hawadits
d. Qiyamuhu binafsihi
e. Wahdaniyah
3. Sifat Ma’ani, yaitu sifat yang ada pada zat Allah yang sesuai dengan kesempurnaan Allah. Karena keberadaan sifat inilah nantinya muncul sifat ma’nawiyah. Yang termasuk sifat ma’ani ada tujuh, yaitu:
a. Qudrat
b. IrƗdat
c. ‘Ilmu
d. ۉayƗt
e. Sama’
f. Ba܈ar
g. KalƗm
Sifat-sifat ma’ani ini adalah sifat-sifat yang juga dimiliki oleh makhluk. Bedanya, jika yang memiliki sifat ini Allah maka sifat ini tidak tebatas, sedangkan jika yang memiliki sifat ini makhluk, maka sifat ini terbatas. Contohnya: Allah Maha hidup artinya selamanya dan tidak akan mati. Sedangkan makhluk-Nya juga hidup, tapi suatu saat akan mati.
4. Sifat Ma’nawiyah, yaitu sifat yang selalu tetap ada pada zat Allah dan tidak mungkin pada suatu ketika Allah tidak bersifat demikian. Jumlah sifat ma’nawiyah sama dengan jumlah sifat ma’ani, yaitu:
a. Qdiran
b. Muridan
c. ’Ɩliman
d. Hayyan
e. Sami’an
f. Ba܈Ưran
g. Mutakalliman
Sifat-sifat ini sebagai penguat dari sifat-sifat ma’ani Allah. Dengan demikian, sifat ma’ani Allah dan ma’nawiyah-Nya tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya, sebab setiap ada sifat ma’ani tentu ada sifat ma’nawiyah. Dengan kata lain, sifat ma’anawiyah Allah menggambarkan keberadaan dan Zat Allah yang terus menerus memiliki sifat ma’ani. Jika disebutkan Allah bersifat Qudrat (Kuasa), artinya secara otomatis Allah adalah Zat Yang Maha Kuasa dan akan tetap seperti itu tanpa ada batasnya.
Perhatikan bagan pembagian sifat-sifat Allah berikut:
Sifat Jaiz Bagi Allah Swt.
Sifat jaiz Allah Swt.. berarti sifat kebebasan Allah, yakni kebebasan yang dimilikiNya sebagai Tuhan semesta alam. Sifat jaiz Allah Swt.. ialah kebebasan untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya yang mutlak.
”Memperbuat segala seseuatu yang mungkin terjadi atau tidak memperbuatnya."
Firman Allah Swt.:
”Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Q.S. Al-Baqarah [2] :284).
Berikut ini kebebasan-kebebasan mutlak yang dimiliki Allah Swt.
a. Kebebasan untuk mencipta atau tidak mencipta sesuatu
Allah Swt. berfirman:
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ ۗ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ ۚ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
”Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia) (Qs. Al - Qasas [28] : 68)
Ayat di atas menjelaskan bahwa apa yang hendak dicipta Allah Swt.. tergantung pada kehendak-Nya semata. Dia memilih sesuatu sesuai kehendak-Nya dan tidak ada pihak lain yang dapat mempengaruhi-Nya.
Makhluk tidak mempunyai wewenang untuk memilih dan tidak dapat menolak kehendak Allah Swt. jika Allah menghendaki laki-laki, jadilah laki-laki, demikian pula sebaliknya. Manusia hanya diberi hak untuk memohon kepada-Nya. Jika Allah Swt. mengabulkan, jadilah apa yang dikehendaki manusia. Sebaliknya, jika Allah tidak menghendaki, apa pun yang diinginkan manusia tidak akan terjadi.
Allah Swt. berfirman Qs. An-Nur [24]:45:
وَاللَّهُ خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِّن مَّاءٍ ۖ فَمِنْهُم مَّن يَمْشِي عَلَىٰ بَطْنِهِ وَمِنْهُم مَّن يَمْشِي عَلَىٰ رِجْلَيْنِ وَمِنْهُم مَّن يَمْشِي عَلَىٰ أَرْبَعٍ ۚ يَخْلُقُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air. Maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
b. Kebebasan untuk Mengatur Semua Makhluk Sesuai yang Dia Kehendaki
Kebebasan Allah dalam mengatur semua makhluk telah ditegaskan dalam ¿rmanNya yang sekaligus merupakan tuntunan doa bagi kita. Firman Allah Swt.:
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاءُ وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَاءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.(Q.S. Ali Imran [3]:26)
Semua perjalanan hidup yang dialami manusia ada pada kekuasaan Allah Swt. Naiknya seseorang ke derajat yang tinggi atau turunnya dari derajat yang tinggi ke derajat rendah tidak terlepas dari kuasa dan kehendak-Nya.
Manusia hendaknya menyadari sedalam-dalamnya sehingga tidak sombong saat mendapatkan atau mengalami suatu yang lebih dari pada yang lainya seperti ilmu, kebahgiaan, harta, dan lain sebagainya. Sebaliknya, tidak mudah mengalami tekanan batin apabila suatu saat mengalami keadaan yang kurang menyenangkan. Suka dan duka serta sedih dan gembira adalah bagian dari perjuangan hidup yang harus dihadapi dengan kepasrahan jiwa dan raga kepada Allah Swt. yang mengatur segala-galanya.
Rangkuman
a. Sebagai seorang hamba, maka wajib bagi kita mengenal Allah Swt. dengan cara mengenal sifat-sifatNya.
b. Allah memiliki tiga sifat yaitu wajib, mustahil, dan jaiz.
c. Sifat wajib Allah adalah sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Allah Swt. yang sesuai dengan keagungan-Nya sebagai Pencipta alam seisinya.
d. Sifat mustahil Allah adalah kebalikan dari sifat wajib Allah, yaitu sifat yang tidak mungkin ada dan tidak layak disandarkan pada Zat-Nya sebagai Pencipta alam semesta.
e. Sifat jaiz Allah Swt. berarti sifat kebebasan Allah, yakni kebebasan yang dimiliki-Nya sebagai Tuhan semesta alam.
f. Sifat wajib dan sifat mustahil Allah ada 20 sifat yang dibagi menjadi 4, yaitu naf܈iyah, salbiyah, ma’ani, dan ma’nawiyah.
Sumber : Buku Siswa Kelas VII MTs Kurikulum 2013
Penulis : Milkul Musowwir L
Tidak ada komentar